Penyanyi dan penulis lagu Indonesia, Maudy Ayunda, kembali ke dunia musik dengan merilis album studio keempatnya yang telah dinanti-nantikan, Pada Suatu Hari. Album ini menandai momen penting dalam perjalanan musik Maudy Ayunda, yang mendefinisikan kembali keseniannya di mana ia memanfaatkan akar penceritaannya untuk menciptakan lanskap suara yang imersif dan sinematik bagi para pendengarnya.
Judul album ini memiliki makna ganda yang merangkum esensi dari album ini: kumpulan lagu yang melintasi waktu, merayakan keindahan pengalaman manusia dalam semua momen yang singkat namun mendalam. Pada Suatu Hari, ini mewujudkan pandangan penuh harapan terhadap masa depan, begitu juga sebuah sebuah persetujuan momen-momen yang telah membentuk diri kita. Interaksi antara masa lalu dan masa depan ini menjadi fondasi album ini.
Pada Suatu Hari membawa pendengar ke dalam dunia penceritaan yang melampaui batas-batas tradisional musik pop. Album ini menunjukkan sisi Maudy yang lebih dewasa dan introspektif dalam merangkai mozaik momen-momen penting dalam hidup, yang penuh dengan nostalgia, cinta, dan pencarian jati diri. Apa yang dimulai sebagai eksplorasi pribadi kini telah bertransformasi menjadi alat yang ampuh untuk terhubung dan berefleksi.
“Pada Suatu Hari adalah ode saya untuk bercerita,” kata Maudy. “Saya ingin album ini terasa seperti sebuah buku cerita. Setiap lagu adalah bab tersendiri, bagian dari narasi yang lebih besar yang tidak hanya mencerminkan perjalanan saya, tetapi juga pengalaman kolektif yang kita semua miliki. Entah itu jatuh cinta, mempertanyakan posisi kita di dunia atau sekadar mencoba memahami emosi kita, album ini adalah cara saya untuk merefleksikan ke dalam diri dan sekitar.”
Setiap lagu adalah pembuka percakapan yang dipasangkan dengan lirik yang kaya akan simbolisme dan gambaran yang jelas. Album ini merupakan bukti dari pertumbuhan Maudy sebagai seorang seniman dan pendongeng. Selain itu, album ini juga menawarkan komentar yang sangat dibutuhkan tentang kehidupan modern. Tema-tema kesehatan mental, perjuangan kehidupan urban modern, daya tarik konektivitas yang luar biasa dan dampak media sosial dieksplorasi dengan penuh perhatian dan kejujuran. Ada kelembutan dalam lirik Maudy dalam menangani isu-isu yang lebih dalam ini yang beresonansi dengan kita semua.
“Album ini memungkinkan saya untuk terhubung kembali dengan diri saya sebagai pribadi dan seniman,” kata Maudy. “Prosesnya merupakan latihan yang indah dalam hal kerentanan, tetapi juga dalam merangkul ketidakpastian yang datang sebagai manusia. Saya berharap ketika orang-orang mendengarkan album ini, mereka dapat menemukan sesuatu yang selama ini mereka cari, entah itu rasa damai, pemahaman akan diri mereka sendiri atau hanya sebagai pengingat bahwa kita semua berada dalam perjalanan ini bersama-sama.”
Mengiringi penceritaan sinematik ini adalah narasi visual yang memukau yang berakar pada konsep “Urban Fairytale” - perpaduan paradoks antara dua elemen yang tampaknya tidak cocok yang menantang konvensi dan merayakan keindahan kontradiksi yang tak terduga. Kota, dengan segala kebisingan dan monotonnya, adalah panggung bagi hubungan antarmanusia yang mendalam. Sedangkan cinta, dalam konteks ini, menjadi elemen dongeng yang menerobos hal-hal biasa dan menawarkan sekilas tentang hal yang luar biasa. Dengan gambar yang mencolok seperti truk yang menumbuhkan sayap atau seorang wanita berbaju zirah yang berjalan di jalan yang sibuk, konsep ini menggarisbawahi gagasan bahwa, bahkan di tempat yang paling tidak terduga, kita dapat menemukan cerita yang menginspirasi, menghubungkan, dan membangkitkan rasa keajaiban.
Like what you read? Show our writer some love!
-